Senin, 02 September 2019

Pengertian Dan Cara Kerja Motor Starter (Starting System)

•Starting System•

  1. Pengertian

Starter motor dituntut untuk dapat membangkitkan / menghasilkan torsi yang besar, dengan ukuran yang
sekecil mungkin dan seringan mungkin untuk memutarkan Fly Wheel sehinggah mesin atau engine dapat hidup

2.Bagian Motor Starter
   a. Motor (Bagian yang mengeluarkan tanaga / torque).
   b. Powertrain (Bagian yang menyambungkan tenaga dari motor ke
engine)
   c. Magnetic Switch (Sabagai relay yang menghubungkan arus dari
Battery ke Motor dan menggerakan pinon ke Ring gear / Fly wheel).
   d. Over Running Clutch
•Mengunci drive pinion agar ikut berputar dengan motor untuk memutarkan
engine
•Membebaskan drive pinion agar motor tidak diputar balik oleh engine.
•Agar drive pinion mudah lepas waktu engine sudah hidup.

3. Cara Kerja
•Ketika kunci kontak posisi ST (Off)
  a. Arus standbay langsung dari positif accu ke terminal B

•Ketika kunci kontak ST (On) / P/N Transmission (A/T Only)
 a. Arus standbay dari + accu ke terminal B
 b. Arus dari + accu mengalir melalui kunci kontak (ST) menuju terminal S, setelah itu melalui pada pull-in coil menuju terminal M dan ke brust + terus ke motor dan ke brust - lalu ke ground karena arus masih kecil jadi motor belum dapat berjalan atau hanya akan berjalan sangat lambat. Sedang kan yang melewati Hold-in coil langsung ke ground. Karena pada Pull-in coil dan Hold-in coil dilewati arus makan terjadilah kemagnetan yang akan mengaktifkan magnetic switch sehingga terhubung. Jadi arus besar yang standbay dari + accu akan melewati terminal B lalu ke magnetic switch setelah itu brust + ke motor lalu brust - dan ke ground jadi motor starter aktif dalam putaran tinggi. Karena ada arus yang melewati terminal M ke pull-in coil dan dari S ke pull-in coil akibat pada pull-in coil tidak terdapat beda potensial karena saling melemahkan. Jadi pada waktu itu yang bekerja hanya Hold-in coil.

•Ketika kunci kontak ST kembali ke (Off)
 a. Arus dari + accu ke terminal ST terputus, maka arus pada pull-in coil dan hold-in coil yang dari terminal ST hilang, sehingga kemagnetannya ikut hilang dan karena ada return spring maka magnetic switch terputus.
 b. Karena magnetic switch terputus maka arus dari + accu hanya standbay sampai terminal B saja.
 c. Akibatnya sisa arus yang dari terminal M akan menuju ke pull-in coil sehingga karena arah arusnya berkebalikan arah maka gaya tarik dari pull-in coil berubah menjadi gaya dorong yang kecil karena hanya sebentar untuk membantu magnetic switch terputus.


Pengertian Pre-Delivery Inspection

• Pre-Delivery Inspection•

  1.       Pengertian
               Pre-Delivery Inspection merupakan suatu pekerjaan yang di lakukan oleh mekanik atau teknisi untuk memastikan kendaraan siap diserahkan kepada konsumen dalam keadaan sebaik-baiknya atau siap untuk di pakai oleh konsumen. Pekerjaan PDI (Pre-Delivery Inspection) meliputi pengecekan : kondisi kelengkapan kendaraan, eksterior kendaraan, tekanan angin ban, interior kendaraan, ground floor kendaraan, roof top kendaraan, fitur- fitur yang ada pada kendaraan, kelistrikan kendaraan, serta komponen-komponen pada ruang mesin di kendaraan seperti kuantitas dan kualitas engine oil, minyak rem, coolant, air washer, ketegangan v-belt, serta kondisi Accu. Selain itu ada juga pengecekan saat kondisi engine hidup seperti suara abnormal, engine pincang dan sebagainya. Langkah selanjutnya melakukan test drive untuk memastikan kerja dari transmisi dan tuas pemindahnya serta rem dan wheel alignment nya serta suara yang abnormal dan tenaganya.

2.         Syarat Sebelum Melakukan PDI

  • Cuci kendaraan
  • Tempatkan kendaraan di tempat yang rata dan baik pencahayaan
  • Hindari membawa peralatan yang membahayakan kondisi kendaraan
  • Gunakan pakaian yang bersih


3.          Tujuan Dilakukannya PDI

  • Agar kendaaran yang akan diserahkan kepada konsumen siap pakai
  • Mengetahui atau mendeteksi lebih awal apabila ada kerusakan atau kesalahan pemasangan part dari assy plant pada kendaraan.
  • Menjaga kepuasan konsumen.

Sabtu, 24 Maret 2018

Tune-Up Engine EFI

p          Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang apa itu Tune-up dan bagaimana Prosedur mengerjakan Tune-up yang biasa dikerjakan di bengel
        Tune-Up EFI
a.      Uraian
Tune Up adalah perkerjaan service ringan mesin yang bertujuan untuk mendapatkan performa mesin yang maxsimal, dan juga menjaga agar mesin tetap dalam keadaan atau kondisi yang baik dan prima. Karena mesin dioperasikan secara terus menerus, maka akan memungkinkan terjadinya penurunan performa mesin. Oleh karena itu agar motor tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum seperti dalam keadaan standart, maka perlu dilakukan tune up motor secara periodik. Perkerjaan tune up harus dilakukan sesuai prosedur dari pabrik pembuatnya, baik urtan pengerjaannya, pemerikasaannya, ukuran penyetelannya dan lain-lain. Ini dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan supaya hasilnya sesuai standart yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya.
Sebelum kegiatan tune up dilakukan lebih baiknya kita memanaskan mesin (menghidupkan mesin) terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keadaan dari mesin itu sendiri, identifikasi dilakukan misalnya putaran idle terlalu besar ataupun terlalu kecil, mesin pincang, mbrebet, adannya suara tidak normal pada mesin dan lain sebagainya.
b.      Langkah Kerja
Prosedur Pelaksanaan Tune Up
Ada beberapa cara yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan kerja dibengkel agar hasil dan tujuan praktek dapat tercapai yaitu :
1)      Menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk service kendaraan.
2)      Melepas salah satu kabel battery untuk menjaga keamanan.
3)      Memberi tanda pada salah satu komponen yang dirasa rumit.
4)      Meletakkan komponen yang dibongkar pada tempat yang aman.
5)      Membersihkan alat serta komponen yang digunakan.
Dalam pelaksanaan praktek Tune Up yang dilakukan di bengkel, ada beberapa langkah yang paling sering dilakukan antara lain :
1)      Pemeriksaan Saringan Udara
Gambar 1. Membersihkan Saringan Udara

Pemeriksaan saringan udara ini dapat dilihat apakah sudah terlalu kotor, rusak, atau basah karena oli. Jika kotor maka saringan udara perlu dibersihkan dengan menyemprotkan udara bertekanan yang tidak boleh  melebihi 686 Kpa (7 kg/cm2). Saringan udara yang terlalu kotor atau sobek perlu diganti. Saringan udara biasanya diganti setiap kendaraan menempuh jarak 10.000 km dan jika kendaraan sering beroperasi pada daerah yang berdebu, maka penggantian harus dilakukan lebih cepat atau sebelum mencapai jarak tempuh 10.000 km.

2)      Pemeriksaan Kondisi Baterai
Pemeriksaan kondisi fisik baterai dapat dilakukan secara visual dari kemungkinan bocor, retak, dan kondisi terminal-terminalnya. Apabila terminal baterai kotor atau berkarat maka terminal tersebut perlu dibersihkan.
Kekencangan baut pengikat kabel pada baterai dengan terminal baterai juga perlu diperiksa, jika kendor maka perlu dikencangkan. Setelah itu ukur berat jenis elektrolitnya, jumlah elektrolit harus berada di upper level, jika kurang maka tambahkan air accu.

Gambar 2. Memeriksa teminal baterai.

3)      Pemeriksaan Kuantitas dan Kualitas Oli Mesin
     Kuantitas oli mesin dapat dilihat melalui stick oli. Jumlah yang tepat berada di titik paling atas stick dan jika oli berada di titik bawah maka oli mesin harus ditambah atau bila perlu diganti. Untuk kualitas oli mesin dapat dilihat secara visual dari kekentalan, warna, ataupun kebersihannya. Jika kekentalannya sudah berkurang atau warnanya sudah pekat dan terlihat kotor maka sebaiknya oli mesin diganti. Penggantian oli mesin dilakukan setiap kendaraan menempuh jarak 25.000-30.000 km.
                   Gambar 3. Memeriksa kualitas oli mesin.

4)      Pemeriksaan Saringan Oli
     Penggantian saringan oli biasanya dilakukan berdasarkan jarak tempuh kendaraan. Pada umumnya saringan oli diganti setiap kendaraan menempuh jarak 10.000 km. Penggantian saringan oli dilakukan dengan menggunakan kunci khusus saringan oli. Dalam membuka saringan oli dilakukan dengan mengendorkan. Kemudian bersihkan tempat saringan oli dengan oli, agar saringan oli dapat terpasang dengan baik. Sebelum memasang saringan oli yang baru sebaiknya pada O-ring dioleskan oli mesin.

                            Gambar 4. Memeriksa saringan oli.

5)      Pemeriksaan Sistem Pendingin
(a)    Tutup Radiator
          Tutup radiator berfungsi sebagai pusat saluran air dan ke tabung cadangan (reservoir). Sistem ini berada pada tekanan tinggi.
Catatan      : Jangan membuka tutup radiator selama suhu mesin panas!
Seperti komponen yang lainnya, tutup radiator juga perlu dilakuka pemeriksaan-pemeriksaan. Adapun prosedur pemeriksaannya diantaranya adalah :

(1)   Buka tutup radiator dan pasang ke radiator cup tester.
(2)   Berikan tekanan sebesar 0,9 bar.
(3)   Periksa terhadap penurunan tekanan pada radiator cup tester.
(4)   Jika tekanan turun maka ganti tutup radiator dengan yang baru.

Gambar 5. Memeriksa kebocoran tutup radiator.
(b)   Pemeriksaan Kebocoran Sistem Pendingin
     Pemeriksaan dapat dilakukan dengan memasang alat penguji radiato cup tester, kemudian berikan tekanan untuk memeriksa apakah ada kebocoran atau tidak. Tekanan pengujian 2 kg/cm2 (28,45 Kpa). Jika tekanan turun, periksa pada saluran air pendingin, radiator atau pompa air. Jika tidak ditemukan kebocoran, maka periksa blok silinder dan kepala silinder.
                                          Gambar 6. Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin.

(c)    Tabung Cadangan (Reservoir Tank)
Recervoir berfungsi sebagai penyimpanan air tambahan. Pemeriksaan ketinggian coolant dengan prosedur sebagai berikut :
(1)   Periksa apakah ketinggian coolant pada recervoir berada pada batas “MAX” dan “MIN”.
(2)   Tambahkan coolant jika mendekati batas “MIN”.
(3)   Dalam memeriksa kondisi air pendingin pastikan tidak terdapat endapan kotoran atau karat dalam bagian-bagian sistem pendingin.

Gambar 7. Memeriksa kuantitas air pendingin.
   
6)      Pemeriksaan dan Penyetelan Tali Kipas
     Fungsi dari tali kipas adalah sebagai penyalur tenaga dari poros engkol ke beberapa perangkat pendukung lainnya, seperti : kipas pendingin yang termasuk di dalamnya adalah pompa air pendingin, alternatro, compressor AC dan pompa power steering. Tali kipas ini teridiri dari 2 buah yaitu : tali kipas yang digunakan untuk menggerakan menggerakkan compressor AC dan pompa power steering. Tali kipas ini pada setiap kegiatan Tune Up harus diperiksa kondisinya, apakah masih bisa digunakan atau tidak. Penggantian tali kipas ini menurut rekomendasi pabrik adalah setiap kelipatan 40.000 km. Adapun langkah-langkah cara penggantiannya dapat dilihat dalam penjelasan berikut :
(a)    Tali kipas penggerak kipas pendingin dan alternator :
(1)   Kendorkan salah satu baut pengikat alternator dengan menggunakan kunci yang tepat.
(2)   Goyangkan alternator sambil mengambil tali kipas yang akan diganti sampai tali kipas tersebut bisa keluar.
(b)   Tali kipas penggerak compressor AC dan pompa power steering:
(1)   Kendorkan salah satu baut pengikat compressor AC dengan menggunakan kunci yang sesuai.
(2)   Goyangkan compressor AC sambil mengambil tali kipas yang akan diganti sampai tali kipas tersebut bisa keluar.
(c)    Pemasangan kedua tali kipas tersebut adalah kebalikan saat pembongkaran. Pasanglah tali kipas penggerak compressor AC terlebih dahulu, sebelum tali kipas penggerak kipas pendingin. Setelah itu setel kekencangan dari kedua tali kipas tersebut sesuai denganspesifikasi yang dianjurkan.     Pemeriksaan secara visual dari kemungkinan kotor atau terkena oli, retak, aus, atau sobek. Jika tali kipas kotor maka perlu dibersihkan, bila retak, aus, atau sobek maka perlu dilakukan penggantian. Posisi persinggungan antara tali kipas dan puli juga perlu diperiksa agar tali kipas tidak menyentuh permukaan dasar puli.
Gambar 8. Pemeriksaan Tali Kipas.

                        Gambar 9. Celah Tali Kipas.

Penyetelan tali kipas dapat dilakukan dengan menggerakkan alternator kemudian tekan bagian tengah tali kipas dengan kekuatan 10 kg. Spesifikasi ketegangan tali kipas 10-15 mm.
                                              Gambar 10. Pemeriksaan Tegangan Tali Kipas.

7)      Penyetelan Celah Katup
    Penyetelan celah katup dilakukan agar saat pembukaan dan penutupan katup menjadi tepat. Apabila celah katup terlalu sempit maka saat pembukaan katup terlalu dini dan saat penutupan katup menjadi terlambat dan sebaliknya apabila penyetelan katup terlalu lebar. Pemeriksaan dan penyetelan celah katup dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
(a)    Melepas kepala silinder.
(b)   Memposisikan silinder no.1 pada akhir langkah kompresi dengan memutar puli poros engkol sampai tanda puli segaris dengan huruf “T”.

                      Gambar 11. Posisi TOP.

(c)    Sebelum menyetel celah katup periksa mur breket poros rocker arm dari kekendoran. Jika kendor maka kencangkan mur breket poros rocker arm dengan kunci momen (53,9 Nm)
(d)   Memeriksa dan menyetel celah katup silinder no.1 (IN dan EX), silinder no.2 (IN), silinder no.3 (EX), yaitu dengan menggunakan kunci ring dan obeng. Kemudian masukkan feeler gauge dengan ukuran 0,20 untuk katup masuk dan 0,30 untuk katup buang.

                                                  Gambar 12. Penyetelan Celah Katup.
(e)    Putar baut penyetel celah katup dengan menggunakan obeng sampai feeler gauge menjadi seret untuk ditarik. Setelah itu kencangkan mur pengunci.
(f)    Kencangkan mur pengunci.
(g)   Putar kembali puli posor engkol untuk memposisikan pada silinder no.4 pada posisi akhir langkah kompresi. Tempatkan kembali tanda puli pada puli poros engkol dengan tanda pada penunjuk TMA.
(h)   Lakukan penyetelan pada katup silinder no.4 (IN dan EX), silinder no.3 (IN), silinder no.2 (EX).
8)      Pemeriksaan Busi
(a)    Membersihkan busi menggunakan amplas atau sikat kawat atau gerinda kawat bila kodisi busi kotor atau bekerak.

Gambar 13. Membersihkan Busi.

(b)   Menyetel celah busi setelah busi dibersihkan, dengan cara membengkokkan elektroda negatif dan mengukur celah busi menggunakan feeler gauge. Celah busi STD : 0,7 - 1,0 mm


                                                  
                             Gambar 14. Memnyetel Celah Busi.


SEKIAN SEMOGA BERMANFAAT
DAN
 TERIMAKASIH


Pengertian Dan Cara Kerja Motor Starter (Starting System)

•Starting System• Pengertian Starter motor dituntut untuk dapat membangkitkan / menghasilkan torsi yang besar, dengan ukuran yang sek...